Dalam banyak kasus, sebuah
perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak
hanya mengandalkan kekuatan produk saja,
tapi dengan adanya tim manajemen yang
handal, pengiriman yang tepat waktu,
pelayanan yang bagus, struktur organisasi
bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan
keamanan, desain situs web yang bagus,
beberapa faktor yang termasuk:
1. Menyediakan harga kompetitif
2. Menyediakan jasa pembelian yang
tanggap, cepat, dan ramah.
3. Menyediakan informasi barang dan jasa
yang lengkap dan jelas.
4. Menyediakan banyak bonus seperti
kupon, penawaran istimewa, dan diskon.
5. Memberikan perhatian khusus seperti
usulan pembelian.
6. Menyediakan rasa komunitas untuk
berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan
lain-lain.
7. Mempermudah kegiatan perdagangan.
Manfaat yang dirasakan perusahaan
khususnya untuk kepentingan pelanggan
memperlihatkan bahwa e-commerce dapat
memberikan manfaat antara lain:
• Mendapatkan pelanggan baru. Studi yang
menyebutkan bahwa manfaat penggunaan
e-commerce dalam bisnis adalah
mendapatkan pelanggan baru
dikemukakan oleh Hamill da Gregory,
1997 dan Swatman, 1999 serta Hoffman
dan Novak, 2000. Digunakannya ecommerce
memungkinkan perusahaan
tersebut mendapatkan pelanggan baru
baik itu yang berasal dari pasar domestik
maupun pasar luar negeri.
• Menarik konsumen untuk tetap bertahan.
Studi yang dilakukan oleh Daniel &
Storey, 1997 di industri perbakan
menemukan bahwa dengan adanya
layanan ebanking membuat nasabah tidak
berpindah ke bank lain. Selain itu bank
juga akan mendapatkan pelanggan baru
yang berasal dari bank-bank yang
bertahan dengan teknologi lama.
• Meningkatkan mutu layanan. Dengan
adanya e-commerce memungkinkan
perusahaan dapat meningkatkan layanan
dengan melakukan interaksi yang lebih
personal sehingga dapat memberikan
informasinya sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh konsumen. Studi yang
menyebutkan bahwa penggunaan ecommerce
dapat bermanfaat untuk
meningkatkan mutu layanan ini
dikemukakan oleh Gosh, 1998.
• Melayani konsumen tanpa batas waktu.
Studi yang dilakukan oleh Daniel &
Storey, 1997 menemukan bahwa adanya
pelanggan dapat melakukan transaksi dan
memanfaatkan layanan suatu perusahaan
tanpa harus terikat dengan waktu tutup
ataupun buka dari suatu perusahaan
tersebut.
E-commerce memberikan pilihan
kepada produsen tentang jenis usaha dan
skala usaha yang akan dikembangkan.
Dengan mengimplementasikan teknologi
informasi e-commerce, produsen dapat
memilih untuk mengembangkan target pasar
kepada pasar global atau hanya fokus
terhadap segmen pasar tertentu. Bagi usaha
kecil dan menengah, dengan menggunakan ecommerce
dapat menawarkan sesuatu yang
berkualitas dan terjangkau serta memiliki
kepercayaan diri menghadapi pesaing. Biaya
tidak kemudian menjadi kendala utama,
tetapi yang terpenting bagaimana usaha kecil
dan menengah dapat menunjukkan produk
atau jasa yang ditawarkan melalui
websitenya dan dapat dilakukan melalui
penjualan secara online (Rizal, 2011).
Dengan menggunakan e-commerce,
produsen dapat merubah daftar harga atau
melakukan kustomisasi produk atau jasa
yang ditawarkan dan terinformasikan secara
cepat melalui website. Sesuatu yang biasanya
memerlukan waktu yang lama untuk
dilaksanakan atau diintegrasikan, dengan ecommerce
menjadi lebih cepat. Melakukan
model usaha yang inovatif atau melakukan
reengineering, melaksanakan spesialisasi
dengan derajat yang tinggi atau
meningkatkan produktivitas dan perhatian
terhadap pelanggan, bukan sesuatu yang
tidak mungkin dengan e-commerce. Ecommerce
juga bermanfaat dalam
membangun database pelanggan yang
komprehensif. Produsen dapat mempunyai
informasi tentang pola pemesanan yang
dilakukan pelanggan dan mengelolanya
sebagai informasi yang berharga. Database
tersebut akan membantu produsen saat
melakukan pemasaran dan strategi promosi
agar dapat tepat sasaran.
Dalam konteks hubungan dengan
mitra bisnis, e-commerce membantu dalam
mengurangi inefisiensi yang mungkin terjadi
dalam rantai penawaran, mengurangi
kebutuhan untuk membuat inventory dan
menghindari keterlambatan pengiriman.
Sehingga produsen mempunyai kepercayaan
diri tentang usaha yang dijalankan dalam
melakukan kerjasama dengan pemasok dan
perusahaan jasa. Ecommerce secara inherent
akan menyederhanakan dan mengotomatisasi
103
proses bisnis yang mendukung,
menggabungkan dengan kecepatan dan
efisiensi dalam kegiatan usaha. Dalam
hubungannya dengan pelanggan, ecommerce
membantu dalam menfasilitasi
kegiatan pembelian yang nyaman. Ecommerce
dapat menghemat waktu
pelanggan dibandingkan jika pelanggan
tersebut melakukan pembelian secara offline.
Seringkali pelanggan membayar lebih
murah untuk harga produk tertentu
dibandingkan jika pelanggan membelinya
secara off-line. Meskipun memiliki beberapa
keuntungan, penggunaan e-commerce juga
menghadapi kendala. Melakukan kegiatan
transaksi secara online berarti pelanggan
akan terpaksa menyediakan sejumlah
informasi pribadi yang dipersyaratkan oleh
penjual. Persyaratan ini tentunya dapat
mengganggu kerahasiaan dan menimbulkan
issu tentang keamanan dari informasi yang
disediakan. Protokol untuk proses tertentu
yang belum standard, pita lebar (bandwith)
telekomunikasi yang terbatas dan
keterbatasan software yang digunakan,
merupakan beberapa isu teknis yang
mengakibatkan e-commerce masih kurang
terintegrasi dengan sistem IT yang
kontemporer. Disamping kendala teknis, issu
non teknis juga menjadi kendala dalam
penggunaan ecommerce. Masih banyak
pembeli yang tidak percaya dan susah
merubah kebiasaannya untuk bertransaksi
tanpa bertemu langsung dengan penjualnya
dan menggunakan kertas yang terbatas
(paperless).
Menurut Marhum Djauhari
(2009), berdasarkan kenyataan bahwa hukum
sering berdasar pada obyek fisik maka hal ini
akan menimbulkan masalah yang serius
terhadap bisnis karena ketidak pastian hukum
dari proses tersebut. Status hukum dari
transaksi yang dibentuk secara otomatis,
belumlah jelas. Apakah mungkin untuk
sebuah perjanjian atau yang lebih umum,
prosedur hukum dibuat oleh sebuah
komputer.
Dampak E-commerceTerhadap Dunia
bisnis
Dalam kategori pertama, ecommerce
berdampak pada akselerasi
pertumbuhan direct marketing yang secara
tradisional berbasis mail order (katalog) dan
telemarketing. Kemunculan e-commerce
memberikan beberapa dampak positif bagi
aktivitas pemasaran, diantaranya:
• Memudahkan promosi produk dan jasa
secara interaktif dan real time melalui
saluran komunikasi langsung via internet.
• Menciptakan saluran distribusi baru yang
bisa menjangkau lebih banyak pelanggan
di hampir semua belahan dunia.
• Memberikan penghematan signifikan
dalam hal biaya pengirima informasi dan
produk terdigitalisasi (contoh perangkat
lunak dan musik)
• Menekan waktu siklus dan tugas–tugas
administratif (terutama untuk pemasaran
internasional) mulai dari pemesanan
hingga pengiriman produk.
• Layanan pelanggan yang lebih responsif
dan memuaskan, karena pelanggan bisa
mendapatkan informasi lebih rinci dan
merespon cepat secara online.
• Memfasilitasi mass customization yang
telah diterapkan pada sejumlah produk
seperti kosmetik, mobil, rumah,
komputer, kartu ucapan, dan berbagai
macam produk lainnya.
• Memudahkan aplikasi one-to-one atau
direct advertising yang lebih efektif
dibandingkan mass advertising.
• Menghemat biaya dan waktu dalam
menangani pemesanan, karena sistem
pemesanan elektronik memungkinkan
pemrosesan yang lebih cepat dan akurat.
• Menghadirkan pasar maya/virtual
(markespace) sebagai komplemen pasa
tradisional (marketplace).
Dalam hal transformasi organisasi,
e-commerce mengubah karakterisik
pekerjaan, karir, dan kompensasi. Ecommerce
menuntut kompetensi, komitmen,
kreativitas, dan fleksibilitas karyawan dalam
beradaptasi dengan setiap perubahan
lingkungan yang ramping, bercirikan
pemberdayaan dan desentralisasi wewenang,
beranggotakan knowledge based workers,
mampu beradaptasi secara cepat dengan
teknologi baru dan perubahan lingkungan
(learning organisation), mampu dan berani
bereksperimen dengan produk, jasa maupun
proses baru, dan mampu mengelola
perubahan secara strategik. Sedangkan dalam
hal redefinisi organisasi, e-commerce
104
memunculkan model bisnis baru yang
berbasis jasa online di markespace. Hal ini
bisa berdampak pada redefinisi misi
organisasi dan cara organisasi menjalankan
bisnisnya. Perubahan ini anatar lain meliputi
peralihan dari sistem produksi massal
menjadi pemanufakturan just in time (JIT)
yang lebih customized, integrasi berbagai
sistem fungsional (seperti produksi,
keuangan, pemasaran, dan sumber daya
manusia). Hal ini difasilitasi dengan sistem
ERP (Enterprise Resource Planning)
berbasis internet berupa perangkat lunak
khusus seperti SAP R/3, microsoft enterprise,
DCOM, dan lain-lain.
Sumber:
Jurnal(PEMANFAATAN TEKNOLOGI E-COMMERCE DALAM PROSES BISNIS ,Edwin Agung Wibowo - Dosen Tetap Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi).
http://citozcome.blogspot.com/2009/05/pemanfaatan-e-commerce-dalam-bisnis-di.html
http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_7852.html
http://rosayustitia.wordpress.com/2009/05/26/jurnal-2/
http://aninasukmajati.wordpress.com.
http://yurindra.wordpress.com/e-commerce/transisi-dan-siklus-pengembangan-e-commerce-di-perusahaan/
No comments:
Post a Comment