Jika kita memutar waktu kembali ke zaman sebelum ada internet, iklan dilakukan dengan cara yang saat ini kita sebut konvensional, yaitu dengan menggunakan buku, majalah, dan lembar-lembar flyer atau poster yang ditempel di dinding-dinding. Hal ini baru menjadi trend setelah ditemukannya mesin cetak pada tahun 1440. Sebelum itu, di zaman Yunani Kuno, periklanan hanya sebatas tulisan ‘DIJUAL’ yang dipasang pada kayu yang ditancapkan di depan rumah yang dijual pemiliknya, atau yang paling dianggap efektif hingga sekarang adalah cara yang dinamakan “word of mouth”—yang berupa penyebaran informasi dari satu orang ke orang lainnya. Setelah ditemukannya mesin cetak tersebut, di tahun 1600, koran- koran yang berisi iklan sudah menyebar luas di masyarakat. Kemudian, setelah Perang Saudara, agen-agen periklanan menjadi populer di Amerika. Awalnya, mereka hanya menjual tempat di dalam koran dan majalah, namun lama kelamaan mereka juga menulis dan memproduksi iklan mereka sendiri. Pada tahun 1920, mulai muncul teknologi radio yang mengubah drastis periklanan. Televisi yang muncul setelahnya, yakni di tahun 1940 juga berpengaruh banyak. Mulai saat itu, perusahaan- perusahaan dapat mengiklankan produk mereka lewat media elektronik. Setelah itu pula, muncul teknologi bernama internet, yang sekali lagi, merevolusi bidang periklanan ke dalam level yang baru.
Pada tahun 1994, Yahoo! baru mengembangkan teknologi search engine di internet yang dapat digunakan sebagai media periklanan. Majalah online pertama yang meluncurkan iklan berupa banner dan pemberitahuan-pemberitahuan yang muncul saat seseorang mengakses website adalah HotWired. Sekitar sepuluh persen dari keseluruhan orang yang melihat iklan tersebut tertarik untuk membukanya— yang membawa mereka pada website sponsor. Namun sekarang, cara yang digunakan bukan hanya seputar kotak-kotak pemberitahuan yang muncul ketika seseorang membuka website. Dengan hadirnya inovasi lain di dalam internet yaitu media sosial seperti Friendster, Facebook, Twitter, Path, dan lain-lain, biro-biro periklanan menjadi memiliki akses untuk taktik iklan yang benar-benar baru. Karena, tidak hanya anak muda, namun sekarang hampir dari semua kalangan mengetahui dan bisa menggunakan media sosial.
Istilah ‘social media marketing’ digunakan untuk menyebut kegiatan mempromosikan atau mengiklankan produk melalui media sosial tertentu. Istilah ini dapat juga didefinisikan sebagai proses meraih perhatian khalayak melalui situs- situs media sosial. Setiap media sosial dengan fitur berbeda-beda menuntut penggunanya untuk melakukan tindakan sosial yang berbeda-beda. Di dalam Twitter, misalnya, ada fitur-fitur yang dapat membuat kita menulis pesan singkat sebanyak 150 kata, menggunakan hashtag, dan berbalas pesan dengan teman-teman kita. Sementara, di Facebook, kita dapat memindah foto dengan cara membuat album, dapat berbagi aktivitas dengan teman-teman, dan dapat menulis pesan kepada teman di fitur ‘dinding’. Lain halnya dengan Path dan Tumblr, yang masing-masing memiliki fitur dan ciri khasnya masing-masing, sehingga memerlukan cara yang juga berbeda apabila para marketer ingin melebarkan sayapnya ke pengguna media sosial- media sosial tersebut. Contohnya, dengan fitur ‘promote’, sekarang, di Twitter, orang-orang dapat melihat iklan dari akun-akun perusahaan produksi tertentu walaupun tidak menjadi followers-nya. Iklan yang disampaikan pun masih tidak lebih dari 150 kata, oleh karena itu biasanya di dalam tweet-nya, dilampirkan link yang apabila di-klik akan menyambungkan khalayak dengan website perusahaan yang bersangkutan.
Selain penggunaan media sosial, internet dalam bidang periklanan juga dapat dilihat dari trend yang sekarang berkisar di dunia digital, terakhir pada tahun 2013. Trend ini menyatakan bahwa online advertising itu terus menerus bergerak untuk memenuhi keinginan pasar dengan cara-cara yang baru dan lebih daripada sekedar banner pada website. Tiga trend itu antara lain adalah mobile display, native advertisement, danresponsive format. Trend pertama yaitu mobile display, maksudnya adalah iklan yang inovatif yang berbentuk mobile atau telepon genggam. Belakangan ini, mobile advertising telah menjadi inovasi baru yang diperkenalkan oleh biro- biro periklanan. Bahkan format mobile ad itu sendiri telah distandardisasi menjadi lima, antara lain Mobile Filmstrip, Mobile Adhesion Banner, Full Page Flex, Mobile Slider, dan Mobile Pull.Kelima-limanya merupakan cara kreatif untuk melibatkan penggunanya tanpa perlu menginterupsi kegiatan browsing. Trend yang kedua, yaitu native advertisement, yang menarik pengguna dengan menampilkan konten yang berkaitan dengan pengalaman penggunanya sendiri. Contohnya adalah fitur ‘profile’, dan fitur ‘response’ di beberapa iklan di dalam website- website. Trend yang terakhir yaitu responsive format. Berkaitan dengan trend yang sebelumnya, tantangan dalam mobile advertising biasanya adalah variasi ukuran layar yang dapat menampilkan iklan yang diinginkan pengiklan, mengingat ukuran layar telepon genggam sekarang semakin beragam. Karena itu, dibutuhkan desain yang responsif atau adaptif untuk mengatasi ketidaknyamanan pengguna ketika melihat iklan yang ditayangkan lewat telepon genggam mereka. Hal yang perlu dihindari adalah iklan-iklan yang bertemakan konvensional, karena membawa iklan konvensional ke dalam teknologi digital akan mengakibatkan pengguna yang bahkan tidak ingin melirik iklan tersebut, dan hal ini tampaknya sudah diketahui oleh pengiklan dan bahkan konsumen sendiri.
Tidak bisa dipungkiri bahwa internet membuat segalanya jadi mudah. Target konsumen dapat dicapai dengan mudah dan respons dari konsumen juga dapat diterima perusahaan dengan cepat. Bahkan oleh John A. Deighton, seorang professor, internet dikatakan sebagai ‘lahan penuh untuk bidang marketing’. Namun, para ahli yang mengamati fenomena internet ini, seperti seorang professor bernama Alvin J. Silk, mengatakan bahwa perkembangan internet dalam bidang periklanan mungkin tidak hanya segini. Internet masih akan terus berkembang, begitupula dengan teknik periklanan yang mengikuti perkembangan internet itu. Suatu saat nanti, mungkin akan tiba saat di mana kita yang hidup di zaman ini melihat iklan di masa yang akan datang seperti ketika orangtua- orangtua kita pertamakali melihat iklan yang muncul ketika anak mereka tengah mengakses internet. Seperti yang sudah diimplikasikan sebelumnya, potensi penuh dari ‘internet advertising’ sendiri maupun sisi kreatif yang lebih jauhnya tidak akan pernah kita ketahui hingga teknologi itu sendiri telah mencapai potensi penuh dari perkembangannya— yang kita semua tidak tahu kapan tepatnya.
sumber:http://komunikasi.us/index.php/course/1631-pengaruh-teknologi-internet-dalam-dunia-periklanan
No comments:
Post a Comment